Toru
1 min readSep 24, 2020

--

Backyard

Sedih rasanya jika menyadari ternyata aku baru bisa menulis kalau lagi merasakan hal-hal yang sedih. Untuk itu, lebih baik kita menyingkir dari dunia yang hingar bingar dan sembunyi di taman belakang rumah yang baru saja kau hias dengan monstera. Duduk saja duluan, aku yang akan buatkan tehnya. Dering notifikasi whatsapp-mu tidak mau diam, jadi aku sembunyikan saja hapemu di kolong meja. Walau sepertinya kita hanya akan menunda masalah datang serupa bom waktu. Tapi toh, nikmati dulu teh kita sebelum hilang panasnya. Di taman belakang, kita tidak perlu cemas untuk melihat apa yang terjadi di depan. Kalau pun ada yang aku senangi dari quarantine, itu adalah kamu yang masih terus sama seperti kemarin. Dengan terusan daster biru kembang-kembang menyirami aglonema tiap sore menjelang senja. Ketika tembok yang tadinya putih beranjak keemasan dipantulkan mentari senja yang siap beranjak pulang ke peraduan, bergegas tergesa meski tahu besok toh akan kembali juga. Di tempat yang sama seperti kemarin, masih dalam quarantine.

--

--

Toru

laut yang cemas berlindung pada ombak yang ganas