Potongan-potongan memori tentangnya kau susun hingga menjadi layout yang a e s t h e t i c,
agar pantas kau pajang di feed instagram yang senantiasa kau update setiap hari.
Tapi ia tetap sama hari ini, sama seperti kemarin,
sama-sama dalam quarantine.
Wajahnya yang pucat dan bibirnya yang dipulas dengan lipstick merah merona menghiasi video call yang entah untuk kesekian kalinya.
Setiap malam.
Setiap hari dalam sebulan dan sepanjang tahun kau berdoa bahwa ini tidak akan menjadi lingkaran abadi penuh kesedihan.